Surabaya dikenal sebagai kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Masyarakat umum menganggap Surabaya sebagai kota yang modern, makmur dan sejahtera. Namun siapa mengira ternyata ada juga kehidupan yang kontradiksi dengan asumsi tersebut.
Salah satunya adalah lokasi yang terletak persis di bawah jalan tol Dupak yang biasa di juluki “Kampung 1001 Malam”. Miris memang, namun itulah kenyataan yang terjadi. Tempat yang tidak layak huni itu pada kenyataannya dihuni oleh ratusan jiwa. Dalam keseharian mereka bertempat tinggal di lokasi tersebut dengan kondisi apa adanya.
Tentu sudah pasti akan timbul juga banyak permasalahan bagi mereka, salah satunya terkait dokumen kependudukannya.
Walikota Surabaya Eri Cahyadi berkesempatan mengunjungi lokasi tersebut (Senin 17/10/22). Eri menyempatkan diri berdialog dengan beberapa warga yang ada di situ terutama dari segi kesehatan mereka
Sementara itu, Disdukcapil Surabaya juga turut serta melakukan pendataan bagi warga yang ada di lokasi tersebut. Gatot, salah satu staf Disdukcapil menerangkan bahwa mereka membantu warga di situ terkait kebutuhan dokumen kependudukannya. “Dispenduk di sini membantu membuatkan dispensasi pindah (bagi warga luar kota), membantu membuatkan pindah internal dalam kota, membantu mengurus akta kematian” jelas Gatot.
Supriatin, salah satu warga yang merupakan penduduk Pasuruan menyampaikan bahwa dia sudah 10 tahun tinggal di lokasi tersebut. Bahkan dia sudah memiliki cucu selama bertempat tinggal di situ.