Beragam Cerita di Balik Masa Magang MSIB Batch 6

Surabaya, 27 Juni 2024 — Program Magang Studi Independen (MSIB) Batch 6 menorehkan berbagai cerita inspiratif dari para pesertanya. Salah satunya adalah cerita dari Husni Angriani, S. Kom., M. Cs, dosen pendamping program (DPP) dari STMIK Kharisma Makassar. Bu Husni, panggilan akrabnya, telah aktif dalam memandu mahasiswa selama masa magang merdeka.

“Saya melakukan banyak kegiatan selama proses pendampingan, seperti pertemuan melalui Zoom sekali seminggu, aktif berkomunikasi di grup WhatsApp untuk menanyakan kabar, memantau logbook, dan memberikan informasi seputar MSIB. Saya juga membagikan cerita dari mahasiswa lain yang sedang magang di tempat lain sebagai pembelajaran bagi mahasiswa yang saya dampingi. Yang paling penting, saya selalu memastikan mereka dalam keadaan sehat dan waspada terhadap potensi kejahatan.” Jelas Bu Husni. 

Menurut Bu Husni, pendekatan ini membantu menciptakan kedekatan antara dirinya dan mahasiswa yang dibimbingnya, sehingga mahasiswa merasa didukung dan tidak sendirian dalam menjalani masa magang mereka. “Mereka tahu persis harus menghadapi masalah apa pun yang mungkin muncul selama magang,” tambahnya.

Bu Husni berharap agar program MSIB tetap berlanjut meskipun kemungkinan adanya perubahan kurikulum di masa mendatang. “Program ini memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa, mitra, dan DPP,” ujarnya. Sarannya, agar mahasiswa magang ditempatkan di luar daerah asal mereka untuk mendapatkan pengalaman dan pelajaran yang lebih luas.

Wawancara dengan mahasiswa MSIB Batch 6, Anthonetha Mirino

Di sisi lain, Anthonetha Mirino, mahasiswa dari Universitas Papua, membagikan pengalaman positifnya saat magang. “Saya terlibat langsung dalam monitoring dan membantu pedagang dalam pemasaran offline dan online, serta dalam pembukuan keuangan. Saya juga membantu mereka meningkatkan produksi,” ceritanya.

Meski begitu, Kak Netha, panggilan akrabnya, mengakui ada tantangan dalam komunikasi. “Dukanya bagi saya adalah bahasa Jawa yang saya masih belajar, karena kebanyakan mereka menggunakan campuran bahasa Jawa. Namun, mereka sangat ramah dan bersedia mengajari saya,” katanya dengan senyum.

Dari perspektif mitra kampus, Tahegga Primananda Alfath, S.H., M.H., Direktur Mahasiswa Universitas Narotama, menyampaikan harapannya. “Kami dari Universitas Narotama sangat bersyukur dengan kegiatan ini dan berharap program ini berlanjut dan meningkat kedepannya. Kami mengharapkan adanya mekanisme atau sistem evaluasi yang dapat mengukur pencapaian dari kegiatan yang sudah dilakukan,” ungkapnya.

Program MSIB Batch 6 tidak hanya memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam pengembangan keterampilan praktis, tetapi juga memperkuat hubungan antara perguruan tinggi danOrganisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menjadikannya sebagai contoh kolaborasi yang sukses dalam pendidikan.

Dengan demikian, MSIB Batch 6 tidak hanya menjadi tempat belajar praktis, tetapi juga ladang pengalaman berharga bagi semua pihak yang terlibat, menciptakan cerita-cerita inspiratif yang menginspirasi di masa depan.